Subhanallah, Inilah Kemukjizatan Alquran Tentang Teori Relativitas




Subhanalloh... Memang jika Allah menghendaki, tiada yang tidak mungkin atas segala kekuatan dan kekuasaan-Nya...
Beberapa hari lalu, saat saya sedang browsing untuk mencari referensi guna posting dalam blog ini, saya menemukan khazanah terkait ilmu yang saya gemari, fisika dalam www.republika.co.id . Hal yang dibahas adalah terkait dengan teori relativitas yang kita pelajari pada saat kelas III SMA. Meskipun khazanah ini sudah di-posting 2 tahun yang lalu, setidaknya ini bisa dijadikan sebagai bahan bacaan guna memperdalam wawasan kita di bidang fisika. Kali ini saya tujukan kepada sobat Einstein yang belum pernah membaca khazanah yang juga baru saya temui ini. Jangan lihat seberapa banyaknya tulisan yang terpapar dalam bacaan tersebut, namun pahamilah. Sobat Einstein pasti tidak akan menyesal, karena mendapat pengetahuan yang lebih daripada yang lain. Selamat membaca!!!

Subhanallah, Inilah Kemukjizatan Alquran Tentang Teori Relativitas


REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Heri Ruslan

Dunia sains modern di awal abad ke-20 M dibuat takjub oleh penemuan seorang ilmuwan Jerman bernama Albert Einstein. Fisikawan berkebangsaan Jerman itu pada tahun 1905 memublikasikan teori relativitas khusus (special relativity theory). Satu dasawarsa kemudian, Einstein yang didaulat Majalah Time sebagai tokoh abad XX itu mencetuskan teori relativitas umum (general relativity theory).

Teori relativitas itu dirumuskannya  sebagai E= mc2.  Rumus teori relativitasyang begitu populer itu menyatakan kecepatan cahaya adalah konstan. Teori relativitas khusus yang dilontarkan Einstein berkaitan dengan materi dan cahaya yang bergerak dengan kecepatan sangat tinggi.

Sedangkan, teori relativitas umum menyatakan, setiap benda bermassa menyebabkan ruang-waktu di sekitarnya melengkung (efek geodetic wrap). Melalui kedua teori relativitas itu Einstein menjelaskan bahwa gelombang elektromagnetis tidak sesuai dengan teori gerakan Newton. Gelombang elektromagnetis dibuktikan bergerak pada kecepatan yang  konstan, tanpa dipengaruhi gerakan sang pengamat.

Inti pemikiran kedua teori tersebut menyatakan dua pengamat yang bergerak relatif terhadap masing-masing akan mendapatkan waktu dan interval ruang yang  berbeda untuk kejadian yang sama.  Meski begitu,isi hukum fisik akan terlihat sama oleh keduanya. Dengan ditemukannya teori relativitas, manusia bisa menjelaskan sifat-sifat materi dan struktur alam semesta.

“Pertamakali saya mendapatkan ide untuk membangun teori relativitas  sekitar tahun lalu 1905. Saya tidak dapat mengatakan secara eksak dari mana ide semacam ini muncul, namun saya yakin ide ini berasal dari masalah optik pada benda-benda yang bergerak,” ungkap Einstein saat menyampaikan kuliah umum di depan mahasiswa Kyoto Imperial University pada 4 Desember 1922.

Benarkah Einstein pencetus teori relativitas pertama? Di Barat sendiri ada yang meragukan bahwa teori relativitas pertama kali ditemukan Einstein. Sebab, Ada yang berpendapat bahwa  Teori relativitas pertama kali diungkapkan oleh Galileo Galilei dalam karyanya bertajuk Dialogue Concerning the World's Two Chief Systems pada tahun 1632.

                                                                            ***

Teori relativitas merupakan revolusi dari ilmu matematika dan fisika. Sejatinya,  1.100 tahun sebelum Einstein mencetuskan teori relativitas, ilmuwan Muslim di abad ke-9 M telah meletakkan dasar-dasar teori relativitas. Adalah saintis dan filosof legendaris  bernama Al-Kindi yang mencetuskan teori itu.

Sesungguhnya tak mengejutkan jika ilmuwan besar sekaliber Al-Kindi telah mencetuskan teori itu pada abad ke-9 M.  Apalagi, ilmuwan kelahiran Kufah tahun 801 M itu pasti sangat menguasai  kitab suci Alquran.  Sebab, tak diragukan lagi jika ayat-ayat Alquran mengandung pengetahuan yang absolut dan selalu menjadi kunci tabir misteri yang meliputi alam semesta raya ini.

Aya-ayat Alquran yang begitu menakjubkan inilah yang mendorong para saintis Muslim di era keemasan mampu meletakkan dasar-dasar sains modern. Sayangnya, karya-karya  serta pemikiran para saintis Muslim dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi telah  ditutup-tutpi dengan cara-cara yang sangat jahat.

Dalam  Al-Falsafa al-Ula,  ilmuwan bernama lengkap Yusuf Ibnu Ishaq Al-Kindi itu telah mengungkapkan dasar-dasar teori relativitas. Sayangnya, sangat sedikit umat Islam yang mengetahuinya. Sehingga, hasil pemikiran yang brilian dari era kekhalifahan Islam itu seperti tenggelam ditelan zaman.

                                                                            ***   

Menurut Al-Kindi, fisik bumi dan seluruh fenomena fisik adalah relatif. Relativitas, kata dia, adalah esensi dari hukum eksistensi. “Waktu, ruang, gerakan, benda semuanya relatif dan tak absolut,” cetus Al-Kindi. Namun, ilmuwan Barat seperti Galileo, Descartes dan Newton menganggap semua fenomena itu sebagai sesuatu yang absolut. Hanya Einstein yang sepaham dengan Al-Kindi.

"Waktu hanya eksis dengan gerakan; benda, dengan gerakan; gerakan, dengan benda,” papar Al-Kindi. Selanjutnya, Al-Kindi berkata,” ... jika ada gerakan, di sana perlu benda; jika ada sebuah benda, di sana perlu gerakan.” Pernyataan Al-Kindi itu menegaskan bahwa seluruh fenomena fisik adalah relatif satu sama lain. Mereka tak independen dan tak juga absolut.

Gagasan yang dilontarkan Al-Kindi itu sangat sama dengan apa yang diungkapkan Einstein dalam teori relativitas umum.  "Sebelum  teori relativitas dicetuskan, fisika klasik selalu menganggap bahwa waktu adalah absolute,” papar Einstein dalam La Relativite. Menurut Einstein, kenyataannya pendapat yang dilontarkan oleh Galileo, Descartes dan Newton itu  tak sesuai dengan definisi waktu yang sebenarnya.

Menurut Al-Kindi,  benda, waktu, gerakan dan ruang tak hanya relatif terhadap satu sama lain, namun juga  ke obyek lainnya dan pengamat yang memantau mereka. Pendapat Al-Kindi itu sama dengan apa yang diungkapkan Einstein.

Dalam  Al-Falsafa al-Ula, Al-Kindi mencontohkan seseorang yang melihat sebuah obyek yang ukurannya lebih kecil atau lebih besar menurut pergerakan vertikal antara bumi dan langit. Jika orang itu naik ke atas langit , dia  melihat pohon-pohon lebih kecil, jika dia  bergerak ke bumi, dia melihat pohon-pohon itu jadi lebih besar.

“Kita tak dapat mengatakan bahwa sesuatu itu kecil atau besar secara absolut. Tetapi kita dapat mengatakan itu lebih kecil atau lebih besar dalam hubungan kepada obyek yang lain,”  tutur Al-Kindi.   Kesimpulan yang sama diungkapkan Einsten sekitar 11 abad setelah  Al-Kindi wafat.

                                                                           ***

Menurut Einstein, tak ada hukum yang absolut dalam pengertian hukum tak terikat pada pengamat. Sebuah hukum, papar dia, harus dibuktikan melalui pengukuran. Al-Kindi  menyatakan, seluruh fenomena fisik, seperti manusia menjadi dirinya adalah relatif dan terbatas.

Meski setiap individu manusia tak terbatas dalam jumlah dan keberlangsungan, mereka terbatas; waktu, gerakan, benda, ruang juga terbatas. Einstein lagi-lagi mengamini pernyataan Al-Kindi yang dilontarkannya pada abad ke-11 M. "Eksistensi dunia ini terbatas, meskipun eksistensi tak terbatas,” papar Einstein.

Dengan teori itu, Al-Kindi tak hanya mencoba menjelaskan seluruh fenomena fisik. Namun, juga dia membuktikan eksistensi Tuhan, karena itu adalah konsekuensi logis dari teorinya. Di akhir hayatnya, Einsten pun mengakui eksistensi Tuhan. Teori relativitas yang diungkapkan kedua ilmuwan berbeda zaman itu itu pada dasarnya sama. Hanya saja,  penjelasan Einstein telah dibuktikan dengan sangat teliti.

Bahkan, teori relativitasnya telah digunakan untuk pengembangan energi, bom atom dan senjata nuklir pemusnah massal. Sedangkan, Al-Kindi mengungkapkan teorinya itu untuk membuktikan eksistensi Tuhan dan Keesaannya.  Sayangnya, pemikiran cemerlang sang saintis Muslim  tentang teori relativitas itu itu tak banyak diketahui.

                                                                          ***

                                                    Relativitas dalam Alquran

Alam semesta raya ini selalu diselimuti misteri. Kitab suci Alquran yang diturunkan kepada umat manusia merupakan kuncinya. Allah SWT telah menjanjikan bahwa Alquran merupakan petunjuk hidup bagi orang-orang yang bertakqwa.  Untuk membuka selimut misteri alam semesta itu, Sang Khalik memerintahkan agar manusia berpikir.

Inilah beberapa ayat Alquran yang membuktikan teori relativitas itu:

".... Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun dari tahun-tahun yang kamu hitung.” (QS: Al-Hajj:47).

"Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.” (Qs: As-Sajdah:5).

"Yang datang dari Allah, yang mempunyai tempat-tempat naik. Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.” (QS:70:3-4).

“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya. Padahal ia berjalan sebagaimana jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS: An-Naml:88).

"Allah bertanya: 'Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka menjawab: 'Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.' Allah berfirman: 'Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui'." (QS: 23:122-114)

Karena kebenaran Alquran itu, konon diakhir hayatnya Einsten secara diam-diam juga telah  memeluk agama Islam. Dalam sebuah tulisan, Einstein mengakui kebenaran Alquran. “Alquran bukanlah buku seperti aljabar atau geometri. Namun, Alquran adalah kumpulan aturan yang menuntun umat manusia ke jalan yang benar. Jalan yang tak dapat ditolak para filosof besar,” ungkap Einstein.  Wallohu a’lam...


Ada Apa di Balik Mega Saat Sore Hari?




Fenomena yang menakjubkan bukan...? Melihat langit biru di siang hari dan jingga saat sore hari... Tentu muncul pertanyaan di balik kekaguman manusia akan indahnya fenomena alam ini. Lantas, ada apa di balik warna jingga saat sore tiba?  Simak ulasan berikut ini....
Sebagaimana kita ketahui bahwa pada siang hari, ketika cahaya putih menembus atmosfer, maka cahaya tersebut akan mengalami hamburan menjadi beberapa warna yang sering kita sebut mejikuhibiniu. 
Nah, saat siang hari, cahaya biru dan ungu akan dihamburkan lebih banyak daripada warna merah dan lainnya, karena kedua cahaya tersebut memiliki frekuensi paling tinggi diantara yang lain. Lalu, selain kedua warna tersebut, mau dibawa kemana warna lainnya?
Jawabannya akan membantu kita memahami tentang konsep pergiliran warna langit saat siang dan sore hari. Mengapa? Ini dia...


Ketika warna biru dan ungu sudah banyak dihamburkan, maka warna lain dengan frekuensi kecil akan bergerak lurus menembus atmosfer, yang mengakibatkan orang di belahan bumi yang lebih timur tidak lagi melihat warna biru dan ungu. Dengan kata lain, mereka akan melihat sisa warna yang belum dihamburkan, yaitu perpaduan merah, jingga, dan kuning yang menyebabkan langit tampak jingga yang sering kita sebut mega. 
Sebagai permisalan, ada dua orang A dan b yang berada ada belahan bumi yang berbeda. A berada di belahan bumi yang sedang mengalami siang hari, sedangkan B berada pada belahan bumi yang lebih timur dari A dan (memasuki warna sore hari). 

Matahari akan meradiasikan cahaya putih dalam arah lurus. Jarak antara A dengan mathari lebih pendek jika dibandingkan B yang sudah masuk waktu sore. Pada jarak pendek, cahaya warna biru dan ungu akan dengan frekuensi tinggi akan lebih banyak dihamburkan. Hal ini menyebabkan A melihat langit tampak biru. Sebaliknya, pada jarak yang lebih jauh, yaitu B tidak lagi melihat warna biru, karena sebagian besar warna biru telah dihamburkan di belahan bumi yang sedang siang hari. Oleh karena itu, tinggal warna merah, jingga, dan kuning saja yang masih diteruskan ke mata si B. Itulah sebabnya, saat sore tiba langit tampak berwarna jingga kemerah-merahan.  
Sobat Einstein sudah tidak bertanya lagi pada diri sendiri kan, mengapa langit tampak jingga saat sore tiba. Jangan lupa untuk segera ambil wudhu setelah kita melihat indahnya ufuk barat, kita agungkan Dzat yang Maha Pencita segalanya. Semoga bermanfaat J


3 Kata Bijak 3 Ilmuwan Terkemuka di Dunia


Hai sobat... Mendengar kata-kata bijak dari seorang motivator itu sudah biasa, namun apa jadinya jika kita mendengarkan kata-kata bijak yang terucap dari lisan para ilmuwan dunia yang termasyhur sepanjang sejarah??? Dalam posting kali ini, saya akan mengajak Anda lebih memperdalam makna tersurat maupun tersirat yang tentunya akan bisa menghadirkan semangat baru bagi sobat Einstein semua. Pernah saya mendengar, bahwa kata-kata memiliki kekuatan besar yang dapat mengubah attitude dan pola pikir manusia. Selamat membaca....

Inilah tiga ilmuwan terkemuka dengan 3 kata-kata bijaknya...

Ilmuwan pertama : ALBERT EINSTEIN


  • Agama tanpa ilmu adalah buta. Ilmu tanpa agama adalah lumpuh. 
  • Ada dua cara untuk memahami kehidupan. Cara pertama dengan menyadari bahwa tidak ada hal yang mukjizat. Yang kedua menyadari bahwa semua hal adalah mukjizat. 
  • Cobalah tidak untuk menjadi seseorang yang sukses, tetapi menjadi seseorang yang bernilai. 









 Ilmuwan kedua : ISAAC NEWTON


  • Apa yang kita tau hanyalah setetes air. Yang kita tidak tau adalah lautan. 
  • Tidak ada penemuan hebat tercipta tanpa pertanyaan besar sebelumnya. 
  • Saya melihat lebih jauh daripada orang lain. Karena saya berdiri di atas bahu raksasa.











Ilmuwan ketiga : ALEXANDER GRAHAM BELL

  •  All glory comes from daring to begin. 
  •  Konsentrasikan pikiran Anda pada sesuatu yang Anda lakukan Karena sinar matahari juga tidak dapat membakar sebelum difokuskan. 
  • Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka. Namun terkadang  terlalu lama menyesali pintu yang tertutup, sehingga tidak melihat pintu lain yang telah terbuka.




Nah... Itu dia 3 kata bijak dari 3 ilmuwan termasyhur di dunia. Semoga bisa mengubah pola pikir dan pola tingkah laku sobat Einstein ke arah yang lebih baik. Semoga bermanfaat...