Apa Kabar "Einstein"???


Hai Sobat... Welcome to my blog :-)
 
Disini saya akan berbagi sebagian ilmu yang sudah tak asing lagi bagi kita. Pasti sobat sudah tau kan??? 
Yap, “FISIKA” mata pelajaran yang sering bikin kita pusing tujuh keliling. Apa benar? Sebenarnya semua itu tergantung pada diri kita masing-masing, bagaimana kita memandang dan mencoba memutar balik mindset kita tentang sesuatu hal yang selalu kita anggap menjadi beban pikiran kita. 
Nah, pada posting perdana  ini, saya ingin sobat lebih mengenal sang "Ilmuwan Abadi" kita. Siapakah dia?


Ada yang tau? 
Selamat bagi sobat yang berhasil menebak. Jawabannya adalah "Albert Einstein". 
Masih pengen tau lebih lanjut? Tenang, saya akan ulas lebih lanjut buat sobat.

Einstein dilahirkan di Ulm, Wurttemberg, Jerman. Sekitar 100 km sebelah timur Stuttgart. Wah, jauh banget, kenapa tak di Indonesia saja ya??? Hehe. Bapaknya bernama Hermann Einstein, seorang penjual ranjang bulu yang kemudian menjalani pekerjaan elektrokimia, dan ibunya bernama Pauline. Mereka menikah di Stuttgart-Bad Cannstatt. Keluarga mereka keturunan Yahudi. Albert disekolahkan di sekolah Katholik dan atas keinginan ibunya dia diberi pelajaran biola. 

Pada umur lima tahun, ayahnya menunjukkan kompas kantung, dan Einstein menyadari bahwa sesuatu di ruang yang "kosong" ini beraksi terhadap jarum di kompas tersebut; dia kemudian menjelaskan pengalamannya ini sebagai salah satu saat yang paling menggugah dalam hidupnya. Meskipun dia membuat model dan alat mekanik sebagai hobi, dia dianggap sebagai pelajar yang lambat, kemungkinan disebabkan oleh dyslexia, sifat pemalu atau karena struktur yang jarang dan tidak biasa pada otaknya (diteliti setelah kematiannya). Dia kemudian diberikan penghargaan untuk teori relativitasnya karena kelambatannya ini, dan berkata dengan berpikir dalam tentang ruang dan waktu dari anak-anak lainnya, dia mampu mengembangkan kepandaian yang lebih berkembang. Pendapat lainnya, berkembang belakangan ini, tentang perkembangan mentalnya adalah dia menderita Sindrom Asperger, sebuah kondisi yang berhubungan dengan autisme. Namun, hal ini tidak menghalanginya untuk tetap mencetuskan ide-ide yang ada dalam otak supernya. Hal ini dibuktikan dengan lahirnya teori-teori dibawah ini :
  • Relativitas umum dan Relativitas khusus
  • Efek fotoelektrik
  • Persamaan massa-energi
  • Teori gerak Brown
  • Persamaan medan Einstein
  • Statistika Bose-Einstein
  • Teori Medan Terpadu
  • Paradoks EPR
Selain itu, ilmuwan terkenang sepanjang masa ini mendapatkan sejumlah penghargaan atas jasa-jasanya itu, diantaranya adalah sebagai berikut :
  • Hadiah Nobel Fisika (1921)
  • Medali Matteuci1(1921)
  • Medali Copley (1925)
  • Medali Max Planck (1929)
  • Tokoh Time Abad Ini (1999) 
Oh ya sobat, ternyata tak hanya kita saja yang bisa terpanah asmara, karena seorang ilmuwan hebat ini juga ternyata merasakan hal serupa, sebagaimana kodratnya manusia yang diciptakan dengan penuh cinta. Hasil bimbingan Alfred Kleiner ini melabuhkan hatinya pada wanita berdarah serbia yang juga merupakan teman Nikola Tesla yang bernama Mileva Maric dan dikaruniai putri bernama Lieserl. 
Pada 17 April 1955, Albert Einstein mengalami pendarahan internal yang disebabkan oleh pecahnya suatu aneurisma aorta perut, yang sebelumnya telah dilakukan pembedahan oleh Dr Rudolph Nissen pada tahun 1948. Ia mengambil konsep pidato, ia sedang mempersiapkan untuk penampilan televisi memperingati ulang tahun Negara Israel ketujuh dengan kondisi di rumah sakit, tapi dia tidak hidup cukup lama untuk menyelesaikannya. Einstein menolak operasi, mengatakan: "Saya ingin pergi ketika saya ingin. Hambar untuk memperpanjang hidup artifisial. Saya telah melakukan bagian saya, sekarang saatnya untuk pergi, aku akan melakukannya dengan elegan..." Einstein meninggal di Rumah Sakit Princeton, pagi, pada usia 76, setelah terus bekerja sampai mendekati akhir. 
Hebat ya??? Itu sepenggal kisah  hidup pencetus E=mc2. Semoga bisa memberi inspirasi pada kita semua. 

    0 komentar:

    Posting Komentar