Sobat Einstein, bagaimana respon Anda ketika mendengar
istilah termometer? Saya yakin sebagian besar dari Anda pasti sudah tidak
jarang mendengar istilah tersebut. Namun, apa jawaban Anda ketika saya bertanya
“bagaimana termometer bekerja?”. Tenang teman, saya sudah tau jawabannya. Ini
dia...
Pada saat termometer disentuhkan
pada zat yang diukur suhunya, suhu termometer berangsur-angsur akan berubah
menuju suhu kesetimbangan dengan suhu zat. Perubahan suhu termometer tersebut
akan menyebabkan perubahan menunjukkan skala pada termometer. Pada akhirnya
suhu zat yang diukur sama besar dengan skala yang ditunjukkan oleh termometer
pada saat terjadinya kesetimbangan termal antara zat dengan termometer itu.
Termometer
yang biasa digunakan sehari-hari, pada umumnya dibuat dari pipa kapiler yang
bagian bawahnya berupa tandon dan berisi cairan pengisi termometer. Cairan
pengisi termometer yang biasa digunakan adalah raksa atau alkohol. Coba,
ada yang tau rumus kimianya alkohol tidak? Yap, C2H5OH.
Sekarang kembali ke topik.
Perlu
diketahui bahwa ada beberapa keunggulan raksa sebagai pengisi pipa termometer,
antara lain:
- Reaksi tidak membasahi dinding pipa, sehingga hasil pengukurannya lebih teliti.
- Raksa merupakan penghantar panas yangg baik, sehingga suhu keseluruhan raksa di dalam tandon akan cepat sama dengan suhu zat yang diukur.
- Raksa memiliki panas jenis yang kecil sehingga mengambil energi panas yang sedikit untuk menaikkan suhunya.
Demikianlah cara kerja alat
pengukur suhu yang sering kita jumpai ini. Mudah-mudahan semakin memperdalam
wawasan kita terhadap perkembangan teknologi saat ini. ^_^
0 komentar:
Posting Komentar